Selasa, 24 Januari 2012

Autobiografi Yap Tjwan Bing-Salam Seorang Perintis Kemerdekaan

AUTOBIOGRAFI YAP TJWAN BING-SALAH SEORANG PERINTIS KEMERDEKAAN

Ivan Taniputera
24 Januari 2012



Judul buku : Yap Tjwan Bing: Meretas Jalan Kemerdekaan, Otobiografi Seorang Pejuang Kemerdekaan
Penulis : Yap Tjwan Bing
Jumlah halaman : 127
Penerbit : PT Gramedia, Jakarta 1988

Yap Tjwan Bing merupakan salah seorang tokoh perintis kemerdekaan, yang patut kita hargai jasanya. Saya beruntung sekali mendapatkan buku yang langka ini. Sebelum membaca isi sebuah buku, saya biasanya menelaah terlebih dahulu kata pengantar atau bagian pendahuluannya agar dapat lebih memahami maksud penulisan sebuah buku. Di bagian pendahuluannya dapat kita baca sebagai berikut:

“Penulisan otobiografi ini saya maksudkan agar pengabdian pada perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia tidak hilang begitu saja. Di samping itu, riwayat yang disajikan dalam buku ini juga menunjukkan bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia telah dilakukan oleh semua golongan masyarakat yang mendiami wilayah kepulauan Indonesia. Saya menyadari bahwa penulisan buku ini merupakan suatu pekerjaan yang berat bagi orang seusia saya dan berada dalam keadaan lumpuh. Namun dengan pimpinan Tuhan, saya berusaha untuk menyelesaikannya sebaik mungkin. Saya berusaha sungguh-sungguh untuk mengingat kejadian-kejadian antara 30 sampai 50 tahun yang telah lalu, dan saya beruntung bahwa ingatan saya masih berada dalam keadaan yang cukup baik, ditambah dengan dokumen-dokumen tertulis dan beberapa buah buku bacaan yang ada” (halaman xv).

Buku ini dibuka dengan memperkenalkan latar belakang keluarga Yap Tjwan Bing. Beliau dilahirkan di Slompretan, Solu, pada tanggal 31 Oktober 1910. Ayah Beliau bernama Yap Yoe Dhiam dan ibunya bernama Tan Tien Nio. Sedangkan saudara-saudara Beliau ada empat orang, yakni Yap Giok Nio, Yap Swan Nio, Yap Tjoen Sing, dan Yap Tjoen Hoei. Latar belakang keluarga Beliau adalah pedagang. Yap Tjwan Bing sempat meneruskan pendidikannya ke negeri Belanda guna memperdalam jurusan apoteker (farmasi). Sebelumnya, Beliau sempat menikah dengan di Madiun pada tahun 1932. Pernikahan ini dikaruniai dua orang anak, yang masing-masing bernama Dewi Yap Gwat Lee (wanita) dan Yap Siong Hoei (laki-laki) –halaman 1.

Semenjak masa mudanya, Yap Tjwan Bing telah mengetahui pahit getirnya kehidupan rakyat akibat penjajahan. Beliau semasa mudanya senantiasa bergaul tanpa membeda-bedakan, dan demikian pula dengan keluarga Beliau. Nenek Beliau, Nyonya Tan Djing Liong merupakan sahabat K.R.T. Dokter Radjiman Widyodiningrat dari Solo. Bahkan isterinya sangat ramah terhadap orang-orang yang bekerja di keluarga mereka:

“Istri saya sangat ramah perilakunya terhadap orang-orang yang bekerja di rumah kami sehingga pada umumnya mereka senang dan lama bekerja pada keluarga kami. Misalnya, berbeda dari kebiasaan pada umumnya, mereka boleh memakai sandal di dalam rumah. Istri saya selalu membelikan mereka kain-kain baju. Bilamana istri saya membeli buah-buahan, mereka juga mendapat bagian sehingga dapat menikmati kelezatan buah-buahan itu” (halaman 3).

Yap Tjwan Bing telah menjalin persahabatan dengan Bung Karno dan Bung Hatta, selaku proklamator kemerdekaan RI:

“Selanjutnya tentang putra kami Yap Siong Hoei. Saya mempunyai kesan bahwa Siong Hoei sejak kecil telah menaruh simpati pada perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang dipimpin Bung Karno dan Bung Hatta. Pada waktu Bung Karno dan Mr. Sartono mengunjungi rehabilitasi sentrum di Solo, Dokter Suharso membawa Siong Hoei untuk bertemu dengan mereka. Mr Sartono yang sudah mengenal Siong Hoei memperkenalkannya kepada Bung Karno dan menerangkan bahwa Siong Hoei adalah putra saya yagn menderita sakit lumpuh. Dokter Suharso menyarankan agar Siong Hoei mendapat pengobatan di Amerika Serikat supaya ia dapat berjalan kembali.
Siong Hoei berjabat tangan dengan Bung Karno serta Mr. Sartono. Bung Karno memberikan beberapa nasihat dan mengharapkan agar Siong Hoei dapat sembuh kembali.” (halaman 4).

Semasa hendak melanjutkan pendidikannya ke HBS, Yap Tjwan Bing merasakan diskriminasi penjajah terhadap masyarakat terjajah, baik itu golongan pribumi maupun Tionghua. Beliau tidak dapat melanjutkan ke HBS karena bukan berasal dari golongan ambtenaar yang berpangkat kapten atau mayor. Oleh karena itu, Beliau lantas melanjutkan pendidikannya ke AMS-B di Malang. Pada waktu itu, usaha ayah Yap Tjwan Bing mengalami kebangkrutan, sehingga tidak dapat meneruskan pembiayaan sekolahnya. Untung Beliau mendapatkan beasiswa dari pemerintah Belanda (halaman 6).

Semenjak muda, Yap Tjwan Bing telah memiliki pandangan yang tegas terhadap penjajahan. Beliau pernah berdebat dengan seorang guru bernama Mollen yang mengajar staatskunde (ketata-negaraan). Menurut Mollen, anggota Provinciale Raad (DPR Daerah) dan Gemente Raad (DPR Kotamadya) harus diangkat oleh pemerintah kolonial dan bukannya dipilih rakyat. Yap Tjwan Bing menentang pendapat ini dan berkeras bahwa cara yang benar adalah dengan sistim pemilihan (halaman 6).

Suatu ketika para pedagang Belanda dari perusahaan Jacobson Borsumij di Semarang datang mengunjungi ayahnya. Karena merasa sebagai penguasa di negeri ini, mereka tidak membuka topi dan duduk dengan kaki diangkat ke meja. Yap Tjwan Bing muda yang kala itu berusia 14 tahun merasa tidak senang. Ia membuka topi-topi mereka dan menurunkan kaki orang-orang Belanda tersebut dari meja. Berkat tindakan ini, di kunjungan berikutnya mereka tidak lagi berlaku kurang ajar (halaman 14).

Ketika menginjak usia 18 tahun, Yap Tjwan Bing telah menaruh simpati terhadap perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta. Semasa melanjutkan studinya ke negeri Belanda, Yap Tjwan Bing membaca sebanyak mungkin buku-buku politik dan menceburkan dalam kegiatan politik di bawah pimpinan Mr. Sartono, salah seorang tokoh Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Mr. Sartono bersama Mr. Iwa Kusumasumantri pernah turut membela Bung Karno di pengadilan. Kekaguman Yap terhadap Bung Karno semakin tumbuh (halaman 15).

Kiprah Yap Tjwan Bing dalam perjuangan semakin nyata dengan diangkatnya Beliau sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan KNIP. Setelah disahkannya UUD 45, Yap Tjwan Bing merasa bangga karena bangsa Indonesia telah memiliki undang-undang dasarnya sendiri (halaman 23). Meskipun demikian, Yap Tjwan Bing tidak dapat mengikuti pemilihan presiden dan wakil presiden karena harus kembali ke kota Bandung akibat situasi kota tersebut yang tidak menentu.

Yap lalu meneruskan perjuangannya melalui PNI. Demikianlah sekelumit otobiografi Yap Tjwan Bing, salah seorang tokoh yang menorehkan andilnya dalam sejarah negeri ini. Beliau berpesan agar sesama elemen masyarakat berjuang bahu membahu demi kepentingan bersama tanpa membeda-bedakan demi terciptanya kemajuan di berbagai bidang.

Rabu, 18 Januari 2012

Ciong Dalam Aplikasinya

CIONG DALAM APLIKASINYA

Ivan Taniputera
(18 Januari 2012)

Karena mendekati tahun baru Imlek saya bermaksud menulis artikel ini. Banyak orang menanyakan pada tahun ini, shio apa saja yang ciong. Sebagai informasi, apa yang dimaksud shio sebenarnya adalah cabang bumi tahun yang berlangsung.

• Cabang bumi Zi adalah shio tikus.
• Cabang bumi Chou adalah shio kerbau.
• Cabang bumi Yin adalah shio harimau.
• Cabang bumi Mao adalah shio kelinci.
• Cabang bumi Chen adalah shio naga.
• Cabang bumi Si adalah shio ular.
• Cabang bumi Wu adalah shio kuda.
• Cabang bumi Wei adalah shio kambing.
• Cabang bumi Shen adalah shio kera.
• Cabang bumi You adalah shio ayam.
• Cabang bumi Xu adalah shio anjing.
• Cabang bumi Hai adalah shio babi.

Demikianlah hubungan shio dengan cabang bumi. Cara penghitungan dan teori ciong ini ada bermacam-macam. Salah satunya adalah dengan memperhitungkan kedudukan antara cabang bumi tahun kelahiran.

A.BERDASARKAN CABANG BUMI TAHUN KELAHIRAN

Secara umum terdapat ciong sebagai berikut: Taishui, Suipo, Baihu (Macam Putih), Wugui (Lima Setan), Shangmen (Pintu Duka), dan Tiangou (Anjing Langit). Kita bahas ciong Taishui terlebih dahulu. Apa yang dimaksud dengan Taishui sebenarnya adalah planet anti-Yupiter. Ciong Taishui berlaku bagi orang yang cabang bumi atau shionya sama dengan tahun berlaku, sebagai contoh orang shio naga akan ciong di tahun naga. Kemudian yang dimaksud dengan ciong Suipo adalah orang yang shio atau cabang buminya berbeda enam tahun dengan tahun berlaku. Jadi kalau dipasangkan adalah sebagai berikut:

• Zi (tikus) – wu (kuda)
• Chou (sapi) – wei (kambing)
• Yin (harimau) – shen (kera)
• Mao (kelinci) – you (ayam)
• Chen (naga) – xu (anjing)
• Si (ular) – hai (babi)

Jadi di tahun ular, orang shio babi juga mengalami ciong.

Mengenai ciong yang lain, terdapat beberapa versi yang berlainan. Demi kelengkapan pembahasan ini, jika ada versi yang berlainan, maka keduanya akan dicantumkan. Demi kemudahan pembaca, saya akan menampilkannya sebagai berikut:

TAHUN TIKUS (ZI)
Ciong Taishui adalah shio tikus (zi)
Ciong Suipo adalah shio kuda (wu)
Ciong Baihu adalah shio monyet (shen)
Ciong Wu gui-versi I adalah shio anjing (xu), versi II adalah shio naga (chen)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio ular (si), versi II adalah shio macan (yin)
Ciong Tiangou adalah shio anjing (xu).

TAHUN KERBAU (CHOU)
Ciong Taishui adalah shio kerbau (chou)
Ciong Suipo adalah shio kambing (wei)
Ciong Baihu adalah shio ayam (you)
Ciong Wugui-versi I adalah shio babi (hai), versi II adalah shio ular (si)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio kuda (wu), versi II adalah shio kelinci (mao)
Ciong Tiangou adalah shio babi (hai).

TAHUN HARIMAU (YIN)
Ciong Taishui adalah shio harimau (yin)
Ciong Suipo adalah shio monyet (shen)
Ciong Baihu adalah shio anjing (xu)
Ciong Wugui-versi I adalah shio tikus (zi), versi II adalah shio kuda (wu)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio kambing (wei), versi II adalah shio naga (chen)
Ciong Tiangou adalah shio tikus (zi)

TAHUN KELINCI (MAO)
Ciong Taishui adalah shio kelinci (mao)
Ciong Suipo adalah shio ayam (you)
Ciong Baihu adalah shio babi (hai)
Ciong Wugui-versi I adalah shio kerbau (chou), versi II adalah shio kambing (wei)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio monyet (shen), versi II adalah shio ular (si)
Ciong Tiangou adalah shio kerbau (chou)

TAHUN NAGA (CHEN)
Ciong Taishui adalah shio naga (chen)
Ciong Suipo adalah shio anjing (xu)
Ciong Baihu adalah shio tikus (zi)
Ciong Wugui-versi I adalah shio harimau (yin), versi II adalah shio monyet (shen)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio ayam (you), versi II adalah shio kuda (wu)
Ciong Tiangou adalah shio macan (yin)

TAHUN ULAR (SI)
Ciong Taishui adalah shio ular (si)
Ciong Suipo adalah shio babi (hai)
Ciong Baihu adalah shio kerbau (chou)
Ciong Wugui-versi I adalah shio kelinci (mao), versi II adalah shio ayam (you)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio anjing (xu), versi II adalah shio kambing (wei)
Ciong Tiangou adalah shio kelinci (mao)

TAHUN KUDA (WU)
Ciong Taishui adalah shio wu (kuda)
Ciong Suipo adalah shio tikus (zi)
Ciong Baihu adalah shio harimau (yin)
Ciong Wugui-versi I adalah shio naga (chen), versi II adalah shio anjing (xu)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio babi (hai), versi II adalah shio monyet (shen)
Ciong Tiangou adalah shio naga (chen)

TAHUN KAMBING (WEI)
Ciong Taishui adalah shio kambing (wei)
Ciong Suipo adalah shio kerbau (chou)
Ciong Baihu adalah shio kelinci (mao)
Ciong Wugui-versi I adalah shio ular (si), versi II adalah shio babi (hai)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio tikus (zi), versi II adalah shio ayam (you)
Ciong Tiangou adalah shio ular (si)

TAHUN MONYET (SHEN)
Ciong Taishui adalah shio monyet (shen)
Ciong Suipo adalah shio harimau (yin)
Ciong Baihu adalah shio naga (chen)
Ciong Wugui-versi I adalah shio kuda (wu), versi II adalah shio tikus (zi)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio kerbau (chou), versi II adalah shio anjing (xu)
Ciong Tiangou adalah shio kuda (wu)

TAHUN AYAM (YOU)
Ciong Taishui adalah shio ayam (you)
Ciong Suipo adalah shio kelinci (mao)
Ciong Baihu adalah shio ular (si)
Ciong Wugui-versi I adalah shio kambing (wei), versi II adalah shio kerbau (chou)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio harimau (yin), versi II adalah shio babi (hai)
Ciong Tiangou adalah shio kambing (wei)

TAHUN ANJING (XU)
Ciong Taishui adalah shio anjing (xu)
Ciong Suipo adalah shio naga (chen)
Ciong Baihu adalah shio kuda (wu)
Ciong Wugui-versi I adalah shio monyet (shen), versi II adalah shio harimau (yin)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio kelinci (mao), versi II adalah shio tikus (zi)
Ciong Tiangou adalah shio monyet (shen)

TAHUN BABI (HAI)
Ciong Taishui adalah shio babi (hai)
Ciong Suipo adalah shio ular (si)
Ciong Baihu adalah shio kambing (wei)
Ciong Wugui-versi I adalah shio ayam (you), versi II adalah shio kelinci (mao)
Ciong Shangmen-versi I adalah shio naga (chen), versi II adalah shio kerbau (chou)
Ciong Tiangou adalah shio ayam (you)
Cara melihatnya mudah sekali, dengan hanya melihat pada tahun apakah sekarang dan daftar shio yang ciong tercantum di bawahnya.

B.MAKNA-MAKNA CIONG

Antara berbagai sumber makna ciong juga berbeda-beda. Berikut ini adalah makna yang dapat saya kumpulkan.

Ciong Taishui: Dapat mengalami peruntungan kurang baik yang serius karena Anda sedang bentrok dengan bintang Taishui. Anggota-anggota keluarga Anda dapat pula terkena dampaknya.

Ciong Suipo: Dapat kehilangan keberuntungan. Hasil yang dicapai tidak akan maksimal. Meskipun demikian, tidak ada dampaknya terhadap keluarga Anda.

Ciong Baihu: Mudah terkena penyakit serius.

Ciong Wugui: Waspadai tuntutan hukum. Mudah bertengkar dengan orang lain dan kerap mengalami berbagai permasalahan. Kemungkinan akan mengalami perkabungan.

Ciong Shangmen: Disarankan tidak melayat orang meninggal. Jika hendak melayat orang meninggal disarankan membawa paku, potongan jahe, dan tembakau. Ketiganya dibungkus kertas merah. Jika telah selesai dibuang di perempatan jalan. Dapat pula mengunyah jahe saat melayat (sumber: Ardian Cangianto). Bagi yang beragama Buddha dapat menggunakan kertas Ushnishavijaya Dharani.

Ciong Tiangou: Mudah berasa cemas dan pikiran sering bingung. Ada yang menyarankan bahwa orang yang sedang ciong Tiangou hendaknya tidak menatap rembulan.
Bagi yang masih percaya dengan teori ciong dapat menghubungi orang yang pakar dalam memberikan kias atau yang lebih populer dengan sebutan ciswa.

C.CIONG MENURUT TEORI BAZI

Ada teori lain dalam bazi, bahwa kita melihat ciong dan tidaknya dari apakah tahun itu mengandung batang langit dan cabang bumi yang menguntungkan kita atau tidak. Jadi meskipun berdasarkan perhitungan di atas nampak ciong, tetapi kalau unsurnya menguntungkan, maka akan bisa mendatangkan keberuntungan juga.

D.BINTANG-BINTANG DALAM ZIWEIDOUSHU

Dalam Ziweidoushu, yang merupakan salah satu ilmu metafisika Tiongkok, sebagaiman ahalnya Bazi terdapat 12 Dewa Taishui, yang terdiri dari Taishui, Huiqi, Sangmen, Guansuo, Guanfu, Xiaohao, Suipo, Longde, Baihu, Tiande, Diaoke, dan Bingfu. Cara peletakannya adalah berdasarkan sektor Jiwa selaku acuannya. Pertama-tama letakkan Taishui di sektor jiwa, dan kemudian letakkan urutan bintang-bintang lain seperti di atas memutar searah jarum jam. Kita menyaksikan bahwa nama-nama ciong, seperti Taishui, Sangmen, Suipo, dan Baihu, juga merupakan bintang-bintang dalam ilmu Ziweidoushu.

Selasa, 17 Januari 2012

Jenis-jenis Ciong

JENIS-JENIS CIONG

Ivan Taniputera

(18 Januari 2012)

Karena mendekati tahun baru Imlek saya bermaksud menulis artikel ini. Banyak orang menanyakan pada tahun ini, shio apa saja yang ciong. Sebagai informasi, apa yang dimaksud shio sebenarnya adalah cabang bumi tahun yang berlangsung.

• Cabang bumi Zi adalah shio tikus.
• Cabang bumi Chou adalah shio kerbau.
• Cabang bumi Yin adalah shio harimau.
• Cabang bumi Mao adalah shio kelinci.
• Cabang bumi Chen adalah shio naga.
• Cabang bumi Si adalah shio ular.
• Cabang bumi Wu adalah shio kuda.
• Cabang bumi Wei adalah shio kambing.
• Cabang bumi Shen adalah shio kera.
• Cabang bumi You adalah shio ayam.
• Cabang bumi Xu adalah shio anjing.
• Cabang bumi Hai adalah shio babi.

Demikianlah hubungan shio dengan cabang bumi. Cara penghitungan dan teori ciong ini ada bermacam-macam. Salah satunya adalah dengan memperhitungkan kedudukan antara cabang bumi. Misalnya adalah ciong Taishui. Apa yang dimaksud dengan Taishui sebenarnya adalah planet anti-Yupiter. Ciong Taishui berlaku bagi orang yang cabang bumi atau shionya sama dengan tahun berlaku, sebagai contoh orang shio naga akan ciong di tahun naga. Selain itu, yang ciong adalah orang yang berbeda enam tahun dengan tahun berlaku. Jadi kalau dipasangkan adalah sebagai berikut:

• Zi (tikus) – wu (kuda)
• Chou (sapi) – wei (kambing)
• Yin (harimau) – shen (kera)
• Mao (kelinci) – you (ayam)
• Chen (naga) – xu (anjing)
• Si (ular) – hai (babi)

Jadi di tahun ular, orang shio babi juga mengalami ciong.

Ada jenis ciong yang lain lagi, seperti shangmen (pintu duka), wu gui (lima setan), tiangou (anjing lanit), sui po (penghancur tahun), dan lain-lain.
Perhitungannya sebagai berikut:

• Orang shio tikus (zi) kena shangmen di tahun macan (yin). Ciong wugui di tahun naga (chen). Ciong Tiangou di tahun anjing (xu).
• Orang shio kerbau (chou) kena shangmen di tahun kelinci (mao). Ciong wugui di tahun ular (si). Ciong Tiangou di tahun babi (hai).
• Orang shio harimau (yin) kena shangmen di tahun naga (chen). Ciong wugui di tahun kuda (wu). Ciong Tiangou di tahun tikus (zi).
• Orang shio kelinci (mao) kena shangmen di tahun ular (si). Ciong wugui di tahun kambing (wei). Ciong Tiangou di tahun kerbau (chou).
• Orang shio naga (chen) kena shangmen di tahu kuda (wu). Ciong wugui di tahun kera (shen). Ciong Tiangou di tahun harimau (yin).

Dan demikian seterusnya tinggal diurutkan saja. Hafalkan urutannya zi-chou-yin-mao-chen-si-wu-wei-shen-you-xu-hai.

Ada teori lain dalam bazi, bahwa kita melihat ciong dan tidaknya dari apakah tahun itu mengandung batang langit dan cabang bumi yang menguntungkan kita atau tidak. Jadi meskipun berdasarkan perhitungan di atas nampak ciong, tetapi kalau unsurnya menguntungkan, maka akan bisa mendatangkan keberuntungan juga. Bagi yang masih percaya dengan teori ciong dapat menghubungi orang yang pakar dalam memberikan kias atau yang lebih populer dengan sebutan ciswa. Semoga bermanfaat.

Senin, 16 Januari 2012

Pameran Wayang Potehi di Hotel Majapahit-Surabaya

Pameran Wayang Potehi di Hotel Majapahit Surabaya


Ivan Taniputera
15 Januari 2012



Saya baru saja menyaksikan pameran wayang potehi yang diadakan di Hotel Majapahit, Surabaya. Sebagai informasi, Hotel Majapahit merupakan hotel bersejarah, yang menjadi saksi peristiwa perobekan bendera Belanda di zaman revolusi fisik terdahulu. Di hotel yang masih menyimpan pesona ini diselenggarakan pameran wayang potehi sebagai ajang menyambut kedatangan tahun baru Imlek. Pameran sedianya akan berlangsung hingga tanggal 21 Januari 2012. Setiap hari diadakan pementasan yang dimulai pukul 18.00.

Berbagai koleksi unik wayang potehi sempat saya saksikan, seperti wayang potehi yang menggambarkan Buddha.


Sebagian besar tokoh tidak saya kenali. Tetapi ada beberapa juga yang dapat saya kenali, karena telah akrab dengan cerita-cerita klasik Tiongkok terkait tokoh tersebut. Sekilas pandang saya sanggup mengenali empat tokoh kisah Xiyouji (Hokkian: See Yu Kie) atau kisah perjalanan ke Barat. Novel tersebut mengisahkan perjalanan Bhikshu Tong (Tong Sam Cong) dalam mengambil kitab suci Tripitaka ke India, dengan ditemani Sun Wugong (Sun Gokong), Zhu Bajie (Tie Pat Kay), dan Sah Ceng.


Lalu masih ada lagi tokoh Jenderal Guan Yu dalam Roman Sanguo Yanyi atau Kisah Tiga Negara. Ini merupakan roman sejarah yang populer sehingga diterbitkan berulang-ulang.



Masih ada lagi wayang potehi yang menggambarkan Malaikat Kepala Sapi dan Malaikat Muka Kuda.



Koleksi lain yang tak kalah menariknya adalah kumpulan wayang potehi yang sudah berusia 200 tahun.


Berikut ini adalah foto beberapa koleksi lainnya.







Pada kesempatan tersebut, saya juga sempat berbincang-bincang dengan Bapak Toni (mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan nama) dari Kelentang HSK, Gudo, Jombang. Saya menanyakan jika dalam wayang kulit ada pakem-pakem tertentu, maka apakah wayang potehi juga memiliki pakem-pakemnya juga? Menurut Beliau, dalam wayang potehi yang sudah pakem adalah tuturan pembukaan sebelum kedatangan atau kemunculan raja, dewa, pahlawan wanita, dan lain sebagainya dalam pertujukan, dimana ini dilafalkan dalam bahasa Hokkian. Beliau menjelaskan pula bahwa agar dapat mementaskan dengan baik, maka diperlukan 150 wayang. Diungkapkan oleh Beliau, bahwa wayang potehi sebenarnya kurang tepat disebut sebagai "wayang," dan lebih cocok disebut sebagai "drama boneka" atau "teater boneka." Wayang itu berasal dari kata "bayang-bayang," yang konsep pementasannya agak berlainan. Masih menurut keterangan Beliau, ada sumber yang menyebutkan bahwa wayang potehi ini berasal dari masa Dinasti Tang.




Bapak Toni (kiri) bersama Bapak Ardian P.



Pameran ini sangat menarik dan cocok menjadi ajang pelestarian budaya. Semoga pameran semacam ini dapat terus diadakan.