Selasa, 21 Februari 2012

Arkeologi Teknik Informatika dan Internet

Arkeologi Teknik Informatika dan Internet



Ivan Taniputera

21 Februari 2012



Saya membayangkan dunia arkeologi 100 tahun lagi, barangkali akan ada cabang ilmu arkeologi bernama "Arkeologi Teknik Informatika dan Internet." Tugasnya adalah menggali informasi yang terpendam dalam berbagai website masa lampau jika seandainya website-website tersebut masih dapat diunduh secara online. Mungkin pula, jika ada arkeolog yang menemukan sisa-sisa server dari zaman kita, berbagai isi website beserta beraneka ragam diskusi dalam grup atau mailing list akan dapat dihidupkan kembali. Dengan demikian, orang di masa mendatang akan mengetahui pola pemikiran orang-orang yang hidup di zaman sekarang. Apabila ditemukan catatan seorang tokoh terkenal, barangkali beberapa ratus tahun di masa mendatang kita akan membaca berita utama sebagai berikut "Ditemukan Kembali Tulisan Pemikiran Tuan XYZ Yang Terdapat Dalam Website Beberapa Ratus Tahun Yang Lampau." Selain itu, jika ada buku-buku langka yang sempat didigitalkan, di mana kemungkinan besar karya-karya tersebut sudah punah versi cetaknya di masa mendatang, tentunya hal ini sangat membantu generasi di masa mendatang.



Isi berbagai grup diskusi atau mailing list, barangkali akan menjadi bidang pembelajaran para ahli psikologi dan sosiologi di masa mendatang. Kemungkinan di masa mendatang akan ada ilmu sosiologi dunia maya. Mereka boleh jadi akan mempelajari dinamika suatu diskusi dalam grup atau mailing list di zaman kita. Akankah nama-nama para peserta diskusi di masa sekarang bergaung lagi masa mendatang? Para arkeolog di masa mendatang barangkali akan sibuk memulihkan kembali isi CD, disket, atau harddisk yang mereka temukan di puing-puing reruntuhan abad ke-20 atau 21.



Meskipun demikian, para arkeolog internet atau teknik informatika di masa mendatang akan menghadapi tantangan yang berat, yakni mengenai bagaimana memulihkan isi suatu CD, disket, dan harddisk yang telah terpendam selama beberapa ratus tahun. Apakah isinya masih dapat dibaca oleh mereka yang hidup ratusan tahun kemudian? Kita asumsikan bahwa masih mungkin “membaca” isinya di masa mendatang. Kemudian adalah apakah mereka punya software yang dapat “membaca” isi suatu CD, disket, atau harddisk? Ini ibaratnya seperti pengetahuan linguistik dan pemahaman terhadap bahasa-bahasa kuno di masa sekarang. Barangkali akan ada ilmu “bahasa pemrograman kuno.” Kita berasumsi bahwa bahasa pemrograman di masa mendatang merupakan hasil evolusi bahasa pemrograman di masa sekarang. Dengan demikian, tidaklah mustahil di masa mendatang akan ada ilmu “filologi bahasa pemrograman.” Tantangan lainnya adalah mereka harus menemukan alat “reader” yang sesuai agar sanggup mengakses file-file dari masa lampau tersebut. Tentu saja masih banyak tantangan lainnya.



Demikianlah pemikiran khayal saya mengenai masa depan teknologi informatika dan internet. Terlepas dari semua itu, saya bertanya-tanya, bagaimana kesan seseorang dari masa 100, 200, atau 1000 tahun lagi yang membaca tulisan saya ini.