Selasa, 13 Maret 2012

Sekilas Jejak Tionghua di Kalimantan Timur

Sekilas Jejak Tionghua di Kalimantan Timur

Ivan Taniputera
13 Februari 2012


GUNUNG KOMBENG



Gunung Kombeng terletak di Kecamatan Muara Wahau, Sungai Pantun, Kalimantan Timur. Lokasi ini sebenarnya merupakan situs bersejarah, yang banyak ditemukan berbagai arca, baik dari Siwaisme maupun Buddhisme. Menurut penuturan hikayat setempat, pada abad ke-18, datanglah seorang bangsawan Tiongkok bernama Lou Kong Beng. Konon karena terjadinya bencana alam berupa gempa bumi, perahu jung yang mereka tumpangi pecah di dekat gunung tersebut. Anggota rombongan yang masih hidup lantas meneruskan perjalanannya ke gunung itu. Berdasarkan nama pemimpin rombongan, yakni Lou Kong Beng, maka dinamailah gunung tersebut sebagai Gunung Kombeng.
Uniknya warga suku Bahau yang berdiam di sana memiliki nama-nama yang mirip dengan nama Tionghua, seperti Wang Pek, Wang Li, Ding Li, Biang Koek, dan lain sebagainya (lihat Kutai Perbendarahaan Kebudayaan Kalimantan Timur, halaman 56. Lebih jauh lagi, upacara dan ritual kematian mereka juga mirip Tionghua. Mereka menyediakan tiruan rumah-rumahan beserta perkakasnya, hanya saja bedanya dengan tata cara Tionghua, benda-benda tersebut bukan dibakar melainkan digantungkan di atas tiang kayu yang ditancapkan miring di atas kuburan. Selain itu, mereka juga menyertakan padi dalam karung yang diletakkan begitu saja di atas kuburan.


SALASILAH KUTAI


Dalam buku Salasilah Kutai juga dikisahkan mengenai seorang pangeran Tiongkok yang mengadu ayam jago dengan Aji Batara Agung Dewa Sakti, yakni raja Kutai Kertanegera yang pertama. Konon saat itu, ayam jago bernama Bokor Perak milik Pangeran Tiongkok dikalahkan oleh Ujung Perak Kemudi Besi, yakni nama ayam jago raja Kutai.


Berdasarkan hikayat-hikayat ini diperlihatkan bahwa telah ada hubungan antara Kutai dengan Tiongkok.




DAFTAR PUSTAKA :

1)Adham, D. Salasilah Kutai, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1981.

2)Dewan Redaksi Penerbitan Kutai Masa Lampau, Kini, dan Esok, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1979.