Kamis, 26 Juli 2012

Sekelumit Sejarah Pendidikan Agama Kong Hu Cu di Semarang

Sekelumit Sejarah Pendidikan Agama Kong Hu Cu di Semarang

Ivan Taniputera
26 Juli 2012

Artikel ini saya dapatkan dari buku "Mengenal Kotamadya Semarang" yang diterbitkan oleh Kotamadya Semarang tahun 1968 (kurang lebih 130 halaman). Pada halaman 74-75 dapat kita baca seluk beluk pendidikan Agama Kong Hu Cu di Semarang:

"Tanpa banjak didengar orang tetapi berkembang terus, adalah Agama Khonghutju dikotamadya Semarang..
Agama Khonghucu ini telah mendapat pengakuan oleh Pemerintah R.I. bersadarkan Penpres No. I tahun 1965."

Disebutkan pula bahwa Jawa Tengah terdapat kesulitan sehubungan dengan tenaga-tenaga pengajar Agama Konghucu, sehingga baru dapat diselenggarakan di beberapa kota saja, yakni Surakarta, Pekalongan, Lasem, dan Semarang. Sedangkan di kota-kota lainnya baru dalam taraf penggarapan.

Sekolah-sekolah yang mengajarkan Agama Konghucu di Semarang adalah:

1.SMA Kesatrian di Jalan Gajahmada.
2.SMP dan SMA Karangturi di Jalan Mataram (sekarang M.T. Haryono).
3.SMP dan SMA Nas. Nusaputra di Jalan Kapuran.
4.Universitas UNTAG di Jl. Seteran.

SMP dan SMA Karangturi yang merupakan sekolah alumni penulis ternyata dahulunya juga mengajarkan Agama Kong Hu Cu.

Masih menurut sumber tersebut, tenaga pengajar yang dianggap mampu ada tujuh orang:

"Ketudju tenaga tersebut harus dapat melajani keperluan daerah2 sedjawa Tengah bilamana diperlukan. Sungguhpun tenaga jang ada hanya terbatas namun semangat kerdjanja sangat besar dan menjenangkan."

Berdasarkan kutipan di atas nampak nyata adanya kekurangan tenaga pengajar Agama Kong Hu Cu di Jawa Tengah, karena demi mengajar sekian banyak siswa hanya ada tujuh orang saja yang mumpuni. Tetapi meskipun adanya kekurangan, mereka tetap bekerja penuh semangat. Selanjutnya disebutkan bahwa ".... oleh Pimpinan kini telah dididik beberapa kader untuk mengisi tenaga pengadjar untuk menjadi guru Agama." Meskipun demikian, penulis tidak mengetahui siapakah yang dimaksud "Pimpinan" di sini.

Pusat Agama Kong Hu Cu waktu itu berada di Surakarta, yang dipimpin oleh Phendita/ Haksu Sdr. Djie Djay Ing. Adapun alamatnya adalah Jl. Jagalan 15, Surakarta.

Di Semarang sendiri, Kebaktian Agama Kong Hu Cu dipimpin oleh para pengurus dengan susunan sebagai berikut:

1.Pimpinan Umum : Sdr. Hardjopranoto.
2.Ketua Lithang (merangkap Penulis-mungkin sekarang disebut Sekretaris) : Sdr. G. Atmodjojo.
3.Bagian Keuangan : Sdr. Hoo Wie Tjay.
4.Pembantu : Sdr. Tan Sing Hwie.

Berdasarkan data dari buku tersebut, jumlah penganut Agama Kong Hu Cu di Semarang adalah 5.000 orang dengan kebaktian yang diadakan setiap Minggu Sore di Jl. Gang Lombok 60.

Selanjutnya didaftar pula kitab-kitab yang dipergunakan dalam Agama Kong Hu Cu, yakni:

1, Empat Kitab (Sishu), yakni:
a. Lun Gie (Lunyu), berisikan percakapan antara Nabi Kong Hu Cu dengan para siswa-siswanya.
b.Tay Hak (Daxue), bab XLII Liji.
c. Tiong Yong (Zhongyong), bab XXXI Liji, yang disusun oleh Tju Su, yakni cucu Nabi Kong Hu Cu.
d. Bing Tju (Mengzi), berisikan percakapan Bing Tju dengan para raja beserta siswanya.

2.Lima Kitab Suci (Ngo King = Wujing), yakni:
a. Shi King (Shijing) atau Kitab Nyanyian.
b. Shu King (Shujing) atau Hikayat.
c. Ya King (Yijing) atau Kitab Tentang Perubahan.
d. Tjhun Tjhiu (Cunqiu) atau Kitab Musim Semi dan Rontok.
e. Lee Kie (Liji), yakni kitab tentang tata susila.

Berdasarkan Penpres no. I/ 1965 ada enam agama yang diakui di Indonesia, yakni Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu Bali, Buddha, dan Kong Hu Cu, Meskipun demikian, akhirnya hanya lima agama saja yang diakui di Indonesia. Belakangan ini, barulah Agama Kong Hu Cu mendapatkan pengakuan kembali.

Buku ini tidak tercantum tulisan hak cipta dilindungi undang-undang, sehingga nampaknya boleh difoto kopi. Bagi yang berminat silakan menghubungi lewat japri.