Senin, 13 Mei 2013

RUJAK BAGAN


RUJAK BAGAN

Ivan Taniputera
13 Mei 2013

Sudah lama kita tidak membicarakan makanan. Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas mengenai rujak Bagan. Seperti namanya, rujak ini memang merupakan makanan khas kawasan tersebut. Di Semarang, penjualnya adalah seorang acek yang sudah berusia kurang lebih 60 tahun.

Mungkin bagi yang belum mengetahuinya, saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan rujak Bagan. Bahan baku rujak ini adalah nanas, mentimun, tauge, tahu, dan "gimbal." Apa yang dimaksud dengan "gimbal" ini adalah semacam rempeyek udang. Kemudian bahan baku tadi disiram dengan kuah berwarna hitam seperti kecap, tetapi agak encer dan rasanya manis. Sayang sekali saya tidak mengetahui bahan bakunya. Selanjutnya masih ditambah lagi dengan taburan bubuk kacang.

Rujak ini rasanya memang menyegarkan dan enak jika dimakan saat siang hari. Menurut acek penjual rujak Bagan, dahulu ada temannya yang juga berjualan rujak seperti ini, tetapi dia sudah pulang ke Bagansiapi-api. Acek penjual rujak Bagan bercerita bahwa ia sudah lama tidak pulang ke Bagansiapi-api. Tiket pulang pergi bisa mencapai Rp. 2.000.000,-. Biasanya ramai saat ada acara tradisi bakar tongkang.

Catatan:

Acek (dialek Hokkian) = paman, panggilan bagi pria setengah baya.