Jumat, 02 Agustus 2013

BERTUKARNYA KEBAIKAN DENGAN KEJAHATAN

BERTUKARNYA KEBAIKAN DENGAN KEJAHATAN

Artikel Dharma ke-5, Agustus 2013

Ivan Taniputera
2 Agustus 2013



Ini satu lagi Dharma dalam kehidupan sehari-hari. Wawasan ini saya dapatkan sewaktu mengupas kulit kacang tanah guna dijadikan bubur kacang. Pertama-tama butir-butir kacang yang ada dalam mangkuk semuanya berwarna merah karena masih ada kulitnya. Lalu satu demi satu kacang-kacang itu saya kupas kulitnya, sehingga tinggal menyisakan butiran-butiran tanpa kulit berwarna kuning. Mulanya hanya ada sedikit sekali butiran berwarna kuning. Mangkuk masih didominasi oleh kacang berwarna merah. Lama kelamaan butiran berwarna kuning yang telah dikupas kulitnya menjadi bertambah banyak, sehingga makin dominan. Akhirnya semua butiran kacang menjadi berwarna kuning, yang menandakan bahwa pengupasan kulit kacang telah selesai, dan kacang siap diolah menjadi bubur kacang.

Tiba-tiba timbul gagasan dalam benak saya, bahwa ini merupakan proses bagaimana kebaikan dapat bertukar dengan kejahatan. Awalnya, kita membiarkan saja sedikit pelanggaran. Kita berkata, "Biarlah hanya sedikit pelanggaran. Tidak apa-apa." Seiring dengan berjalannya waktu, pelanggaran bertambah banyak, dan kita yang tak merasakannya, terus menerus berkata, "Ah, tidak apa-apa. Hanya sedikit pelanggaran." Lama-kelamaan, tiada lagi kebaikan yang tersisa, hanya kita terus menerus mengatakan "tidak apa-apa." Baik sengaja maupun tak sengaja kita terus menerus menambah jumlah pelanggaran.

Oleh karenanya, dalam mempraktikkan disiplin moralitas (sila), kita tak boleh mengatakan "tidak apa-apa" bagi pelanggaran walau sekecil apapun. Sekali melanggar sila, pasti ada pelanggaran kedua, dan demikian seterusnya. Akibatnya tiada lagi kebajikan yang tersisa. Kejahatan walau sekecil apapun hendaknya tidak dilakukan.

Semoga ini dapat menjadi bahan renungan yang baik bagi kita semua. Semoga bermanfaat.