Jumat, 31 Januari 2014

MENYELAMI SEDIKIT AJARAN MUSA MAIMONIDES

MENYELAMI SEDIKIT AJARAN MUSA MAIMONIDES

Ivan Taniputera
31 Januari 2014

Berikut ini adalah sedikit kutipan dari ajaran Musa Maimonides, salah seorang pemikir Yahudi terkemuka:

"Orang serikali berpikir bahwa kejahatan di muka bumi adalah lebih banyak dibandingkan hal-hal baik, banyak pepatah dan kidung dari berbagai bangsa bernaung pada keyakinan ini. Mereka mengatakan bahwa suatu hal baik hanya merupakan pengecualian saja, sedangkan hal-hal jahat itu banyak jumlahnya serta bertahan lama. Tidak hanya orang awam saja yang melakukan kesalahan ini, namun juga banyak di antara mereka yang membayangkan bahwa dirinya bijaksana... Asal muasal kesalahan ini dapat dijumpai pada keadaan bahwa umat manusia menilai keseluruhan Alam Semesta berdasarkan apa yang terjadi pada seorang individu tertentu. Orang yang tidak berpengetahuan cenderung meyakini bahwa keseluruhan Alam Semesta hanya hadir bagi dirinya, dan dengan demikian jika seuatu kekecewaan hadir padanya, ia segera menyimpulkan bahwa keseluruhan Alam Semesta adalah jahat. Meskipun demikian, jika ia mengamati seluruh Alam Semesta, dan menyadari bahwa ia hanya bagian kecil darinya, maka ia akan mengetahui kebenaran sejati...
Banyaknya kejahatan yang dialami masing-masing pribadi disebabkan oleh kerusakan di dalam orang itu sendiri. Kita mengeluh dan mencari pembebasan dari kesalahan kita sendiri; kita menderita karena kejahatan-kejahatan yang kita timpakan pada diri kita sendiri karena kehendak bebas kita. Mengapa kita menimpakannya pada Tuhan yang tidak ambil bagian pada hal tersebut?
Kejahatan yang menimpa umat manusia ada tiga jenis:
Yang pertama adalah dikarenakan karena umat manusia dicengkeram oleh kelahiran dan kematian, dikuasai oleh suatu tubuh fisik.
....... Kini, selaras dengan kebijaksanaan Ketuhanan bahwa tidak kelahiran tanpa kematian, karena bila tidak demikian halnya jika para pribadi tersebut meninggal, bagaimana mungkin spesiesnya tetap lestari? Jadi kebajikan Tuhan terbukti. Barangsiapa berpikir bahwa ia dapat memiliki daging dan tulang tanpa dicengkeram oleh pengaruh-pengaruh luar-kecelakaan fisik dan lain sebagainya-secara tidak sadar berharap merukunkan dua hal berlawanan; yakni pada saat bersamaan sekaligus menjadi sasaran dan bukan sasaran perubahan. Jika seseorang tidak pernah menjadi sasaran perubahan, tidak mungkin ada generasi umat manusia; hanya ada satu makhluk tunggal saja, namun tiada satu sosok pribadi pun yang membentuk sebuah spesies......"

Diterjemahkan dari buku "The Wisdom of Israel" halaman 405-406.

Uniknya di sini terdapat beberapa kemiripan antara pandangan Buddhisme. Manusia menderita karena dicengkeram oleh kelahiran dan kematian (jara-marana). Tubuh fisik kita adalah senantiasa tidak kekal dan mengalami perubahan (anicca). Umat manusia hendaknya menerima dan menyadari hal ini dengan penuh kerelaan bahwa memang demikianlah halnya. Tiada seorang pun yang dapat hidup selamanya. Manusia juga memiliki kehendak bebas dalam melakukan sesuatu, hanya saja segenap konsekuensi tindakannya tetap tunduk pada hukum karma (kammaniyama). Demikianlah beberapa kemiripan antara pandangan Musa Maimonides dengan Buddhisme.