Kamis, 08 Januari 2015

BUKU SAN MIN CHU I KARYA DR. SUN YAT SEN

BUKU SAN MIN CHU I KARYA DR. SUN YAT SEN

Ivan Taniputera
26 November 2012





Hari ini saya beruntung mendapatkan buku berjudul San Min Chu I yang merupakan terjemahan bahasa Inggris bagi buku karya Dr. Sun Yat Sen. Data buku adalah sebagai berikut:

Judul: San Min Chu I
Penulis: Dr. Sun Yat Sen
Penerjemah: Frank W. Price
Penyunting: L.T. Chen.
Penerbit: The Commercial Press Limited, Shanghai, China, 1928.
Jumlah halaman: 514.

Buku ini dibuka dengan wasiat Dr. Sun Yat Sen bagi rakyat Tiongkok:

"Selama empat puluh tahun aku telah mengabdikan dirku bagi revolusi rakyat dengan hanya satu tujuan, yakni mengangkat Tiongkok menuju kemerdekaan dan persamaan di antara bangsa-bangsa lainnya. Pengalaman saya selama empat puluh tahun ini telah meyakinkan saya bahwa demi mencapai tujuan ini kita harus membangkitkan kesadaran di antara rakyat kita dan melibatkan diri kita dalam perjuangan bersama warga dunia lainnya yang memperlakukan kita atas dasar persamaan.
Revolusi belumlah paripurna. Marilah rekan-rekan mengikuti "Rencana Bagi Pembangunan Kembali Nasional," "Dasar-dasar Pembangunan Kembali Bangsa," "Tiga Azas Rakyat," dan "Manifesto," yang dikeluarkan oleh Konvesi Nasional Pertama partai kita, dan berjuang dengan tulus mewujudkannya hingga tuntas. Di atas semua itu, seruan kita saat ini bagi Persatuan Nasional dan penghapusan perjanjian timpang hendaknya dilangsungkan secepat mungkin. Inilah permohonanku yang paling tulus pada kalian."

Ditanda-tangani oleh Sun Wen,
11 Maret 1925
Ditulis pada tanggal 25 Februari 1925.

Bagian selanjutnya adalah sekilas riwayat hidup Dr. Sun Yat Sen. Beliau dilahirkan pada tanggal 12 November 1866 di desa kecil dekat Hsiangshan, Provinsi Guangdong. Namun karena telah banyak buku dan tulisan yang membahas mengenai riwayat Dr. Sun, maka bagian ini kita lewati saja. Buku ini sangat bermanfaat dalam mengulas pemikiran politik Dr. Sun.

Struktur buku ini adalah sebagai berikut:

BAGIAN I berjudul "Prinsip Nasionalisme," yang dibagi menjadi enam pelajaran.
BAGIAN II berjudul "Prinsip Demokrasi," yang juga dibagi menjadi enam pelajaran.
BAGIAN III berjudul "Prinsip Penghidulan," yang dibagi menjadi empat pelajaran.

Pada pelajaran pertama, Dr. Sun memberikan pengantar mengenai San Min Chu I atau tiga azas rakyatnya:

"Tuan-tuan, saya hadir hari ini guna memberitahukan pada Anda mengenai Tiga Azas Rakyat. Apakah Tiga Azas tersebut? Berdasarkan definisinya yang paling sederhana, itu adalah prinsip demi keselamatan bangsa kita. Apakah yang dimaksud prinsip itu? Ia adalah sebuah gagasan, keyakinan, dan sebuah kekuatan. Apabila seseorang mempelajari intisari permasalahan, sebuah gagasanlah yang pertama kali muncul; begitu gagasan tersebut semakin jelas, timbul keyakinan; dan dari keyakinan itu terlahir kekuatan. Jadi sebuah prinsip harus diawali dengan sebuah gagasan, gagasan menghasilkan keyakinan, dan keyakinan pada gilirannya melahirkan kekuatan..." (halaman 3-4).

Dr. Sun membahas prinsip Nasionalisme sebagai berikut:

"Apakah prinsip nasionalisme itu? Dengan menengok sejarah kehidupan sosial dan tradisi bangsa Tionghoa, saya akan mengatakan secara ringkas bahwa Prinsip Nasionalisme setara dengan "doktrin mengenai negara." Bangsa Tionghoa telah memperlihatkan loyalitas terbesar terhadap keluarga dan klan, sehingga di Tiongkok terdapat keluarga-isme dan klan-isme, namun tiada nasionalisme sejati." (halaman 4-5)

Dr. Sun menyatakan bahwa bangsa asing memandang bangsa Tionghua sebagai butiran-butiran pasir yang terpisah, karena bangsa Tionghoa memiliki kesetiaan kuat pada keluarga dan klan atau kelompok, namun tidak pada suatu bangsa (nation). Tentu saja keluarga dan klan memiliki semangat pemersatu, namun hanya berhenti sampai di situ saja.

"Persatuan bangsa Tionghoa hanya berhenti pada klan saja dan tidak diperluas pada bangsa." (halaman 5).

Mengenai model demokrasi yang hendaknya dianut bangsa Tionghoa, Dr. Sun berpandangan sebagai berikut:

"Sebagaimana yang saya katakan di pelajaran sebelumnya, Eropa dan Amerika belumlah menggali sampai ke dasar dalam pembelajaran mereka terkait probleh demokrasi, dan akibatnya rakyat terlibat dalam konflik sehari-hari dengan pemerintah mereka. Kekuatan demokrasi itu baru, namun perlengkapan demokrasi merupakan barang lama. Jikalau kita ingin memecahkan kesulitan-kesulitan dalam demokrasi, kita perlu menciptakan mesin lainnya, mesin yang baru, berdasarkan prinsip bahwa kekuasaan dan kemampuan merupakan dua hal berbeda. Mesin modern yang efisien dan tangguh dioperasikan oleh manusia yang sanggup menghidupkan dan mematikannya sekehendak hati. Orang Barat telah menciptakan penemuan lengkap dalam bidang permesinan namun penemuan-penemuan yang sangat tak sempurna dalam hal pemerintahan. Jikalau kita ingin menciptakan perubahan sepenuhnya dalam pemerintahan, kita tak memiliki model atau teladan yang akan diikuti, melainkan harus menciptakannya sendiri. Apakah kita sanggup melakukannya? Semenjak pemberontakan Boxer, Bangsa Tionghoa telah sepenuhnya kehilangan rasa percaya diri mereka. Sikap masyarakat adalah memiliki keyakinan total terhadap negara-negara asing dan tak meyakini dirinya sendiri. Bahwa mereka hendaknya menciptakannya sendiri atau melakukan  penemuan asli seolah-olah merupakan sesuatu yang mustahil bagi mereka." (halaman 336-337).

Bagi yang berminat dan memerlukan foto kopinya silakan menghubungi ivan_taniputera@yahoo.com