Senin, 09 Februari 2015

MENGAPA KITA DAPAT MERAMALKAN SESUATU?

MENGAPA KITA DAPAT MERAMALKAN SESUATU? 

Ivan Taniputera
8 Februari 2015

Banyak orang mungkin bertanya-tanya, mengapa hanya dengan mengamati seekor katak mati atau bentukan daun teh pada dasar cangkir teh, kita dapat meramalkan sesuatu? Banyak orang yang bersikap skeptis dengan menganggap hal ini sebagai tahayul yang tidak berdasar atau tidak masuk akal. Namun benarkah bahwa ini tidak berdasar? Marilah kita cermati secara seksama. Pertama-tama kita akan mencoba menelaahnya dari sudut pandang filsafat Buddhisme. 



Filsafat Buddhisme mengenal apa yang disebut jaring-jaring Indra, yakni suatu jaring terbuat dari permata, dimana masing-masing permata saling mencerminkan permata lainnya. Kita dapat mengamati seluruh bayangan permata lainnya dari salah satu permata pada jaring tersebut. Dengan satu permata saja kita dapat mengamati keseluruhan permata lainnya. Satu hal mencerminkan keseluruhan hal lainnya. Oleh karenanya dengan berdasarkan pemahaman tersebut bukanlah hal mustahil jika kita sanggup meramalkan hal-hal lainnya hanya dengan mengamati satu fenomena saja di muka bumi ini, entah itu ember pecah, formasi daun teh, formasi awan, katak mati, retakan tempurung kura-kura, Yijing, gemerisik bambu, dan lain sebagainya. 

Satu fenomena berisikan keseluruhan fenomena lainnya. Semua untuk satu dan satu untuk semua, demikianlah slogan yang kiranya tepat guna menggambarkan pemahaman tersebut. 

Mungkin masih ada yang kurang puas dengan uraian di atas dan tetap bersikap skeptis dengan mengatakan bahwa uraian di atas masih belum menyentuh batasan keilmiahan. Memang belum, karena saya baru akan menjelaskannya sekarang.  Benarkah dalam dunia ilmu pengetahuan tidak berlaku hal seperti itu? Mari kita cermati secara teliti dan obyektif. 

Saya pernah menonton suatu serial mengenai alam semesta (kosmos) pada salah satu acara televisi ilmiah. Tayangan tersebut menjelaskan bahwa dengan mengamati susunan batuan di Grand Canyon kita dapat menjelaskan bagaimana terjadinya bumi beserta alam semesta. Dengan mengamati alur beserta komposisi kimia batuan kita dapat memprediksikan hal-hal lain yang diluar pemahaman umat manusia. Kita dapat mengatakan bahwa batu-batuan itu "merekam" keseluruhan riwayat bumi dan alam semesta. Jelas sekali di sini berlaku hal yang sama, yakni dalam sebongkah batu terekam segala sesuatu yang lainnya. Contoh lain adalah DNA. Hanya pada seuntai DNA terpatri sejarah seluruh generasi umat manusia dan bahkan seluruh kehidupan. 

Setelah menyimak apa yang saya uraikan di atas, masihkah kita menyangsikan bahwa suatu fenomena sanggup meramalkan keadaan fenomena lainnya? Apalagi segenap fenomena di muka bumi ini tidak ada yang hadir terpisah sepenuhnya dari fenomena lainnya. Terdapat suatu jalinan yang menghubungkan segala sesuatu di jagad raya ini. 

Sebagai menutup marilah kita renungkan ungkapan terkenal berikut ini: "Satu kepakan sayap kupu-kupu di satu belahan dunia akan memengaruhi terjadinya badai di belahan bumi lainnya."

Semoga bermanfaat.

Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, metafisika, dan lain-lain silakan kunjungi: