Minggu, 15 Maret 2015

HIASAN AWETAN PENYU DAN HARIMAU YANG DIKERINGKAN: SUATU KISAH NYATA FENGSHUI

HIASAN AWETAN PENYU DAN HARIMAU YANG DIKERINGKAN: SUATU KISAH NYATA FENGSHUI
.

Ivan Taniputera
15 Maret 2015
.


Berikut ini adalah kisah-kisah harus menguping pembicaraan orang-orang tua di waktu saya masih kecil. Waktu itu saya gemar mendengarkan kisah-kisah semacam ini, walau belum belajar Fengshui secara serius.

Salah seorang kawan orang tua memiliki hiasan awetan penyu yang dibelinya sebagai kenang-kenangan saat berwisata ke sebuah daerah. Suatu ketika, ia mengundang seorang praktisk Fengshui terkenal ke rumahnya. Praktisi tersebut menyarankan agar awetan hiasan penyu itu dibuang saja. Orang yang mempunyai hiasan semacam itu, bisnisnya bisa timbul dan tenggelam, layaknya penyu yang timbul serta tenggelam dalam air. Percaya pada nasihat sang pakar, hiasan tersebut lantas dibuang. Tentu saja cara membuangnya ada ritual khusus, yakni dibungkus kain merah dan dihanyutkan ke laut pada tanggal dan jam tertentu pula. Benar saja, semenjak saat itu bisnisnya menjadi jauh lebih lancar dibandingkan sebelumnya dan makin menanjak lagi. Tentu saja, pakar Fengshui tersebut juga menyarankan perubahan-perubahan lainnya.

Kisah lain mengenai seseorang yang mempunyai hiasan awetan harimau. Ia juga mengundang seorang ahli Fengshui. Orang itu juga disarankan oleh sang praktisi Fengshui agar membuang hiasan tersebut, karena sewaktu masih hidup harimau itu pernah memangsa manusia. Sang praktisi juga menanyakan apakah beberapa waktu yang lalu isterinya meninggal. Orang itu menjawab bahwa memang demikian halnya. Praktisi Fengshui mengingatkan bahwa jika hiasan itu tidak dibuang, maka akan "memangsa" lebih banyak korban lagi. Demikianlah, akhirnya hiasan awetan tersebut dibuang. 

Terlepas dari baik secara Fengshui atau tidak, maka jika kita merenungkannya, seluruh hiasan tersebut dibuat dari pembantaian atau pembunuhan makhluk hidup. Ini adalah kekejaman. Tidak ada satu makhluk pun yang mau dibunuh.  Marilah kita renungkan sejenak bait-bait di bawah ini:

"Semoga semua makhluk sejahtera lahir dan batin.
Terbebas dari rasa iri atau menjadi sasaran iri hati.
Terbebas dari menyakiti atau disakiti makhluk lain.
Semoga semua makhluk dapat menjalani kehidupan sejahtera lahir dan batin."

Memang benar bahwa bait-bait di atas berasal dari agama tertentu. Tetapi tentu saja isinya adalah bersifat universal, yakni tidak terbatas oleh agama atau kepercayaan apa pun. Semua makhluk di muka bumi ini tentu tidak ada yang mau menderita. 

Dengan demikian, kita sebaiknya tidak membeli serta memajang hiasan-hiasan yang berasal dari awetan makhluk hidup.

Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Astrologi, metafisika, dan lain-lain, silakan kunjungi: